Jakarta Jose Mourinho memang selalu punya cara unik untuk menyampaikan pesan, baik kepada pemainnya maupun kepada manajemen klub. Salah satu kisah menarik terjadi pada musim 2007/2008 ketika ia kembali menggebrak di Chelsea.
Saat itu, Mourinho dengan sengaja memberikan nomor 9, yang identik dengan penyerang, kepada seorang gelandang, Steve Sidwell.
Keputusan tersebut bukan tanpa alasan. Mourinho dikenal jeli membaca situasi, dan langkah nyeleneh ini sebenarnya merupakan bentuk sindiran halus kepada manajemen The Blues.
Mourinho ingin striker baru, namun dewan direksi tak kunjung membuka dana transfer. Dengan memberi nomor 9 kepada Sidwell, Mourinho seolah menjadikan sang gelandang sebagai ‘kurir pesan’ untuk menyampaikan kebutuhannya.
Momen itu pun semakin menguatkan citra Mourinho sebagai pelatih dengan karakter kuat dan penuh intrik. Special One tak hanya dikenal lewat taktiknya di lapangan, tetapi juga lewat permainan psikologis yang kerap menimbulkan cerita unik di balik layar.
Nomor 9 yang Bukan untuk Striker
Dalam sebuah wawancara bersama Sky Sports, Steve Sidwell akhirnya membuka cerita di balik nomor punggung ikonik tersebut.
“Saya pikir itu hanya permainan pikiran. Ketika saya naik bus untuk pramusim, Jose berkata kepada saya, ‘Kaus nomor 9, apakah itu cocok untukmu?'” tutur Sidwell.
Namun, setelah dipikir ulang, Sidwell menyadari bahwa Mourinho sedang berusaha menyindir manajemen Chelsea.
“Saya bukan striker, tapi lagi-lagi dengan kaus nomor 9 itu, saya pikir kalau dipikir-pikir lagi, itu lebih seperti permainan pikiran antara Jose dan atasannya karena dia ingin uang untuk membeli striker,” lanjut Sidwell.
Anelka sebagai Jawaban
Sindiran Mourinho akhirnya berbuah hasil. Pada bursa transfer Januari 2008, Chelsea mendatangkan Nicolas Anelka dari Bolton Wanderers dengan mahar £15 juta.
Kedatangan striker asal Prancis itu terbukti krusial. Dalam 184 penampilannya bersama Chelsea, Anelka mencetak 59 gol dan mempersembahkan sejumlah trofi bergengsi, termasuk satu gelar Liga Primer dan dua Piala FA.
Bagi Mourinho, langkah ‘nyeleneh’ itu hanyalah satu dari sekian banyak strategi unik yang ia gunakan sepanjang kariernya. Terlepas dari kontroversi, warisan Mourinho di Chelsea tetap monumental: tiga gelar Liga Primer, tiga Piala Liga, satu Piala FA, dan satu Community Shield FA.
Tak heran, sosoknya tetap dianggap sebagai salah satu manajer terbaik sepanjang masa, bahkan jauh setelah ia meninggalkan Stamford Bridge.