Jakarta Hakan Calhanoglu, megabintang Turki di lini tengah Inter Milan, kini menghadapi tekanan besar jelang laga klasik Serie A melawan tuan rumah Juventus akhir pekan ini. Tak ada garansi starter bagi pemain berusia 31 tahun itu, padahal ia selama ini kerap menjadi motor permainan Nerazzurri dan andalan di San Siro. Ini tak lepas dari penurunan performanya sepanjang 2025.
Menurut laporan Gazzetta dello Sport, status Calhanoglu di starting XI tidak lagi dijamin. Meski dikenal sebagai pemain berpengaruh, performanya yang menurun belakangan membuat pelatih mempertimbangkan opsi lain. Ditambah lagi, ia baru saja kembali dari jeda internasional dalam kondisi yang belum prima setelah tampil kurang meyakinkan melawan Spanyol.Situasi ini memaksa Inter untuk mencari alternatif di lini tengah. Nama-nama seperti Petar Sucic dan Andy Diouf mulai muncul sebagai kandidat pengganti. Bagi Sucic dan Diouf, laga melawan Juventus bisa menjadi momen penting untuk membuktikan kemampuan mereka di panggung Serie A.
Penurunan Performa Calhanoglu
Calhanoglu sempat tak tergantikan sejak bergabung dengan Inter, bahkan menjadi bagian vital dari kesuksesan klub dalam perebutan gelar domestik. Namun, tanda-tanda penurunan performa mulai terlihat sepanjang tahun ini. Permainan yang biasanya tenang dan penuh visi kini kerap diwarnai kesalahan umpan serta kehilangan ritme.
Faktor kebugaran juga ikut memperburuk keadaan. Jadwal padat bersama tim nasional Turki membuat Calhanoglu kembali dalam kondisi yang tidak prima. Laga terakhir melawan Spanyol menjadi perhatian, di mana ia gagal memberikan pengaruh berarti di lapangan. Hal itu membuat kesabarannya diuji dan Inter mulai menimbang ulang perannya di tim utama.
Kondisi ini bukan hanya persoalan teknis, tapi juga psikologis. Bagi pemain sekelas Calhanoglu, kehilangan status sebagai starter tentu akan terasa berat. Namun, kompetisi internal di lini tengah Inter kini semakin ketat sehingga performa harus tetap konsisten jika ingin bertahan.
Peluang Pemain Muda
Dalam situasi ini, Petar Sucic muncul sebagai kandidat utama pengganti. Gelandang muda asal Kroasia tersebut baru saja tampil gemilang bersama tim nasionalnya, dan performa impresif itu bisa menjadi modal besar untuk menembus skuat inti Inter. Dipasangkan dengan Nicolo Barella dan Henrikh Mkhitaryan, ia berpotensi menghadirkan keseimbangan baru.
Selain Sucic, nama Andy Diouf juga masuk dalam radar. Gelandang Prancis berusia 21 tahun ini justru memiliki keuntungan karena tidak dipanggil timnas dalam jeda internasional terakhir. Ia tetap berada di Milan selama dua pekan penuh, beradaptasi lebih cepat dengan lingkungan dan taktik baru di bawah arahan staf pelatih Inter.
Kesempatan ini bisa menjadi momen debut Serie A sebagai starter bagi Diouf. Dengan energi muda dan motivasi tinggi, ia diyakini mampu memberi kejutan positif. Apalagi, laga kontra Juventus selalu jadi panggung besar, di mana pemain muda bisa mengukir nama dengan penampilan berani.
Sumber: La Gazzetta dello Sport, Sempre Inter